Keseruan Bapak Jokowi jualan dawet saat siraman Kahiang Ayu

21:06

Para pambiwara akan mengarahkan bapak Presiden Jokowi untuk berjualan dawet, Makna orangtua pengantin berjualan dawet adalah perlambang kebulatan kehendak orang tua untuk menjodohkan anaknya. Sementara itu para hadirin membelinya dengan kreweng wingko (pecahan genting) yang telah disediakan. Dari sejumlah pembawa acara senior dari Solo akan memandu rangkaian acara pernikahan tersebut yaitu putri Presiden bapak Joko Widodo, Kahiyang Ayu-Bobby Afif Nasution pada Rabu 08 November mendatang.

Dalam adat Jawa berjualan dawet adalah siraman dilaksanakan untuk menyucikan diri dan juga membuang segala kejelekan Calon Pengantin yang ada, agar calon pengantin dapat memulai hidup baru dengan hati yang bersih dan suci. Siraman dilakukan oleh sembilan orang sesepuh termasuk sang Ayah. Jumlah sembilan tersebut menurut budaya Keraton Surakarta untuk mengenang keluhuran Wali Sanga, yang bermakna manunggalnya Jawa dengan Islam. Selain itu angka sembilan juga bermakna ’babahan hawa sanga’ yang harus dikendalikan.

Sebagaimana dikutip dari news.liputan6.com bahwa Lima orang pambiwara tersebut yaitu masing-masing Hj. Widarsi Suranto, Slamet Aby, Umijatsih, Tauviq M. Widodo, dan Sarie Nugraha kepada wartawan di Graha Saba, Rabu, 1 November 2017 mengatakan mereka merasa bangga mendapat kepercayaan keluarga Presiden Jokowi untuk memandu prosesi pernikahan sesuai adat Jawa
"Prosesi pernikahan putri Presiden Jokowi, Kahiyang Ayu – Bobby Afif Nasution ini bersumber tradisi Kraton Kasunanan Surakarta," ujar Hj. Widarsi Suranto yang mendapat gelar dari Kraton Kasunanan Surakarta dengan sebutan Kanjeng Mas Ayu (KMA) Widaningrum.

KMA Widaningrum diberi kepercayaan oleh bapak Jokowi untuk memandu acara Siraman yang dilakukan hari ini. Upacara Siraman tersebut diawali dengan upacara adang kapisan (menanak nasi yang pertama kali sebelum seluruh rangkaian acara dimulai) yang dilakukan oleh Presiden Jokowi dan ibu negara Iriana Jokowi selaku orangtua pengantin wanita.

"Setelah adang pisanan dilanjut dengan pasang bleketepe dan tuwuhan, kemudian mencampur air siraman yang diambil dari tujuh sumber mata air, termasuk air Zamzam," ungkap KMA Widaningrum.

Dikatakan oleh KMA Widaningrum, bahwa pihak yang menyirami memiliki syarat khusus, yakni pinisepuh putri yang layak menjadi teladan bagi masyarakat. "Biasanya yang menyirami jumlahnya tujuh atau sembilan. Angka tujuh dalam bahasa Jawa, pitu, mendapat pitulungan atau pertolongan dari Tuhan Yang Maha Kuasa," tutur KMA Widanigrum.

Dalam acara penyiraman inilah Bapak Presiden Jokowi dan ibu negara Iriana Jokowi didaulat untuk berjualan dawet. KMA Widaningrum mengatakan "Tidak sekadar berjualan dawet saja, hal itu melambangkan kehidupan manusia berasal dari bumi atau tanah. Yang melayani pembeli dawet adalah Ibu Iriana, yang menerima pembayaran kreweng wingko adalah Bapak Jokowi. Hal ini mengajarkan kepada anak mereka yang menikah tentang bagaimana mencari nafkah sebagai suami–istri, harus saling membantu, saling melengkapi".

Artikel Terkait

Next Article
« Prev Post
Previous Article
Next Post »
Penulisan markup di komentar
  • Untuk menulis huruf bold silahkan gunakan <strong></strong> atau <b></b>.
  • Untuk menulis huruf italic silahkan gunakan <em></em> atau <i></i>.
  • Untuk menulis huruf underline silahkan gunakan <u></u>.
  • Untuk menulis huruf strikethrought silahkan gunakan <strike></strike>.
  • Untuk menulis kode HTML silahkan gunakan <code></code> atau <pre></pre> atau <pre><code></code></pre>, dan silahkan parse dulu kodenya pada kotak parser di bawah ini.
Konversi Code
Disqus
Silahkan Berkomentar Dengan